Jumat, 08 Oktober 2021

Tari Gandrung Khas Banyuwangi


         

          Gandrung Banyuwangi adalah salah satu jenis tarian tradisional yang berasal dari Banyuwangi. Pada awalnya dibawakan sebagai perwujudan rasa syukur masyarakat pasca dilakukannya panen, dengan melibatkan seorang wanita penari profesional yang menari bersama-sama tamu (terutama pria) dengan iringan musik khas yaitu Gamelan Osing. Tarian dilakukan dalam bentuk berpasangan antara perempuan (penari gandrung) dan laki-laki (pemaju) yang dikenal dengan "paju". Gandrung sering dipentaskan pada berbagai acara, seperti perkawinan, pethik laut, khitanan, tujuh belasan dan acara-acara resmi maupun tak resmi lainnya, baik di Banyuwangi maupun wilayah lainnya. 

Nilai-nilai kehidupan yang terkandung dalam  tari Gandrung  :

1.      Adegan , yaitu : suara penari saat menyanyi, suara gamelan sebagai musik pengiring dan gerakan-gerakan yang dilakukan penari. Dalam adegan tersebut terdapat nilai-nilai keindahan, baik itu suara dan gerakan penari, maupun suara musik pengiring tarian, ketiga hal tersebut masing-masing memiliki unsur keindahan.

2.       Adegan  ,yaitu : saat berjalan-jalan, penari Gandrung tersebut diejek-ejek oleh warga , diteriaki,  “nonton Gandrung yuk, nonton Gandrung. Dalam adegan tersebut ada nilai /unsur penderitaan, penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya  menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penari merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan, dimana ia diejek-ejek oleh warga.

3.      Adegan  ,yaitu : pemerintah mengadakan sekolah-sekolah kesenian. Hal tersebut berkaitan dengan nilai tanggungjawab, dimana pemerintah menyediakan wadah sebagai tempat melestarikan tari tradisional, khususnya tarian Gandrung, melalui institusi-intitusi tradisional, yaitu sekolah/lembaga-lembaga kesenian agar tarian tersebut lebih terstruktur,modern dan tetap lestari.

4.      Adegan ,yaitu : setelah menikah berkali-kali lalu cerai lagi(dikarenakan semua laki-laki yang dijadikan suami memiliki perilaku yang buruk), penari Gandrung tersebut memohon ke Tuhan, jika Tuhan berkenan ia meminta diberikan suami yang baik,setia dan jika diberikan anak dia akan merawatnya dan menyekolahkannya. Hal tersebut berkaitan dengan nilai/unsur hidup, yaitu harapan, dimana penari Gandrung itu berharap memiliki suami yang baik dan seorang anak.

5.      Adegan  ,yaitu : Jika ada pementasan/undangan, sebelum melakukan pementasan harus melakukan ritual. Hal tersebut berkaitan dengan nilai/unsur  hidup, yaitu pandangan hidup. Mereka percaya jika tidak melakukan ritual , maka salah satu pemain akan sakit atau mendapat halangan.

6.      Adegan  ,yaitu : saat menari , ada adegan diluar norma, dimana tamu yang dilayani/laki-laki yang ikut menari,  mencium si penari tarian. Hal tersebut berkaitan dengan nilai tanggungjawab, dimana penari tetap melayani tamu/laki-laki yang ikut menari meski melakukan hal-hal yang tidak senonoh, penari tetap melayani, dikarenakan itu adalah tanggungjawab penari sebagai seorang penari yang profesional.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar