Gandrung Banyuwangi adalah salah satu jenis
tarian tradisional yang berasal dari Banyuwangi. Pada awalnya dibawakan sebagai
perwujudan rasa syukur masyarakat pasca dilakukannya panen, dengan melibatkan
seorang wanita penari profesional yang menari bersama-sama tamu (terutama pria)
dengan iringan musik khas yaitu Gamelan Osing. Tarian dilakukan dalam bentuk
berpasangan antara perempuan (penari gandrung) dan laki-laki (pemaju) yang
dikenal dengan "paju". Gandrung sering dipentaskan pada berbagai
acara, seperti perkawinan, pethik laut, khitanan, tujuh belasan dan acara-acara
resmi maupun tak resmi lainnya, baik di Banyuwangi maupun wilayah
lainnya.
Nilai-nilai
kehidupan yang terkandung dalam tari Gandrung :
1. Adegan , yaitu :
suara penari saat menyanyi, suara gamelan sebagai musik pengiring dan
gerakan-gerakan yang dilakukan penari. Dalam adegan tersebut terdapat
nilai-nilai keindahan, baik itu suara dan gerakan penari, maupun
suara musik pengiring tarian, ketiga hal tersebut masing-masing memiliki unsur
keindahan.
2. Adegan
,yaitu : saat berjalan-jalan, penari Gandrung tersebut diejek-ejek oleh warga ,
diteriaki, “nonton Gandrung yuk, nonton Gandrung. Dalam adegan
tersebut ada nilai /unsur penderitaan, penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita
berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita
artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak
menyenangkan. Penari merasakan sesuatu yang tidak
menyenangkan, dimana ia diejek-ejek oleh warga.
3. Adegan
,yaitu : pemerintah mengadakan sekolah-sekolah kesenian. Hal tersebut berkaitan
dengan nilai tanggungjawab, dimana pemerintah menyediakan wadah
sebagai tempat melestarikan tari tradisional, khususnya tarian Gandrung, melalui
institusi-intitusi tradisional, yaitu sekolah/lembaga-lembaga kesenian agar
tarian tersebut lebih terstruktur,modern dan tetap lestari.
4. Adegan
,yaitu : setelah menikah berkali-kali lalu cerai lagi(dikarenakan semua
laki-laki yang dijadikan suami memiliki perilaku yang buruk), penari Gandrung
tersebut memohon ke Tuhan, jika Tuhan berkenan ia meminta diberikan suami yang
baik,setia dan jika diberikan anak dia akan merawatnya dan menyekolahkannya.
Hal tersebut berkaitan dengan nilai/unsur hidup, yaitu harapan,
dimana penari Gandrung itu berharap memiliki suami yang baik dan seorang anak.
5. Adegan
,yaitu : Jika ada pementasan/undangan, sebelum melakukan pementasan harus
melakukan ritual. Hal tersebut berkaitan dengan nilai/unsur hidup,
yaitu pandangan hidup. Mereka percaya jika tidak melakukan ritual ,
maka salah satu pemain akan sakit atau mendapat halangan.
6. Adegan
,yaitu : saat menari , ada adegan diluar norma, dimana tamu yang
dilayani/laki-laki yang ikut menari, mencium si penari tarian. Hal
tersebut berkaitan dengan nilai tanggungjawab, dimana penari
tetap melayani tamu/laki-laki yang ikut menari meski melakukan hal-hal yang
tidak senonoh, penari tetap melayani, dikarenakan itu adalah tanggungjawab
penari sebagai seorang penari yang profesional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar