Senin, 22 November 2021

Sastra Warisan Leluhur Indonesia, Pantun Sunda

 


    Cerita pantun sebagai salah-satu karya sastra berbentuk puisi dan prosa berirama merupakan dongeng Sunda asli warisan leluhur yang diceritakan secara lisan oleh seorang juru pantun yang mengisahkan tentang kehidupan pada zaman kerajaan Sunda di masa lampau yaitu Galuh dan Pajajaran.

            Isi cerita pantun biasanya mengisahkan tentang sesuatu keadaan misalnya mengisahkan tentang suasana kerajaan atau negara yang mempunyai raja yang gagah berani dan putri yang cantik jelita dan ada juga yang mengisahkan tentang cara menggarap tanah dan cara bertani yang memberikan kemakmuran pada rakyat.

            Dalam ungkapan pantun disamping terdapat bahasa yang serba polos dan ringkas terdapat pula bahasa lancaran atau prosa yang dibumbui sesebred atau disebut pantun jenaka. Contohnya manjat baranang temong kasebna pada majar kaseb sakabeh para putri Cinagara cek silengser sila jamakaseb retyo riang purbararang.

            Seni pantun berasal dari jaman pra Islam maka pantun termasuk karya sastra klasik Sunda Namun demikian dalam perjalanan sejarah pantun mengalami pengaruh dari luar pula baik pengaruh dari kebudayaan Islam maupun dari kebudayaan barat sehingga carpuk aduk  dari kata-kata atau bagian-bagian tertentu. Jeru pantun yang terkenal, yaitu kiaceng tanadipura melalui cerita mundinglaya dikusumah yang pernah direkam oleh airprosidi  untuk keperluan publikasi mengaku berguru kepada Ki Madrani hanya selama 3 malam dan Kycai Sastrawijaya juru pantun yang tertua saat ini mengaku belajar meraja hanya dalam waktu 10 menit dan untuk tiga macam raja dan untuk satu lakon dahulu ia berguru pada Kisah Kri hanya dalam waktu satu malam.



            Pertunjukan pantun merupakan pertunjukan khas dari Sunda yang diadakan semalam suntuk untuk memenuhi permintaan keluarga yang mempunyai hajat misalnya selamatan, syukuran sehabis panen, membangun rumah, menyunati anak, menikahkan anak dan lain-lain. 

            Sebagaimana halnya ungkapan budaya orang dahulu lainnya seni pantun tidak lepas dari unsur-unsur budaya lainnya seperti pandangan hidup, agama, kepercayaan, adat istiadat serta pengaruh alam dan lingkungan. Transkripsi cerita lutung kasarong yang dikerjakan oleh seorang ahli bangsa belanda Laiteh merupakan naskah babon yang sangat penting sampai saat ini. Dan  sebagai contoh iringan membuat disertasi atau  sebagian ceritra   lutung  kasarong untuk  memperoleh gelar doktor.

            Namun disayangkan, di daerah tertentu meskipun pantun masih digemari masyarakat tapi hanya dalam jumlah yang semakin mengecil dan hampir tidak ada lagi pertunjukan pantun untuk memeriahkan suatu upacara atau hajatan. Hal ini disebabkan oleh pengaruh zaman dan kemajuan teknologi sehingga pertunjukan pantun kalah bersaing dengan pemutaran film yang dikenal dengan layar tancap, program video, musik, atau orkes dan sebagainya. Satu hal yang sangat memprihatinkan bahwa orang-orang yang mampu menyampaikan ceritra-ceritra pantun atau juru pantun tambah lama tambah berkurang demikian pula versinya makin tambah menciut pula.

Nialai-nilai kehidupan yang terkandung :

v              Nilai Kebudayaan :

Pantun Sunda merupakan suatu adat budaya Indonesia yang merupkan warisan leluhur yang wajib untuk dilestarikan .Dikarekan pantun ini merupakan suatau karya yang penuh makna dan manfaat, baik untuk hiburan, ajaran, maupun dalam acara-acara, seperti syukuran, sunatan dan lain-lain.

v              Nilai Keindahan :

Pantun Sunda banyak digemari masyarakat dan dipakai dalam hajat misalnya selamatan, syukuran sehabis panen, membangun rumah, menyunati anak, menikahkan anak dan lain-lain. Dimana dalam pertunjukan pantun ini, digemari dikarenakan memiliki lirik dan music pengiring yang enak didengar( memiliki unsur keindahan), dan juga isi pantun penuh dengan makna, dan nasihat.

v              Nilai Tanggungjawab:

Jeru pantun atau orang yang mempertunjukkan pantun memegang tanggungjawab atas panting yang dipertunjukkan, baik dari segi pembuatan naskah pantun, pembawaan pantun maupun pengiringan musik pantun.

            Pantun ini merupakan karya sastra yang wajib dilestarikan oleh generasi mudah, agar adat dan budaya dari leluhur bangsa Indonesia terus ada dan tidak hilang serta punah di kalangan masyarakat. Adapun sekarang jaman serba online, disitulah generasi muda berperan untuk lebih mempelajari, menyebarkan lewat media online dan budaya-budaya leluhur Indonesia, agar adat dan budaya leluhur tetap terjaga , lestari dan tidak punah.

  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar